Sunday, May 9, 2010

Fakta Penciptaan -- Jilid 2

Gw masih inget kata sambutan yang gw berikan sebagai sohibul bait yang mendadak jadi jauh lebih singkat dari yang dipersiapkan malam sebelumnya:

"Assamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.. Sebelumnya kami sekeluarga mengucapkan selamat datang kepada ibu-ibu pengajian Nurul Iman, terima kasih telah berkenan hadir pada tasyakuran akikah anak pertama kami yang bernama Aryo Nala Sembodo. Bersamaan dengan ini kami juga memohon kepada ibu-ibu sekalian untuk turut mendoakan agar anak kami selalu sehat jiwa raga dan pikiran, menjadi anak yang sholeh, bisa menjaga diri dan selalu menegakkan nilai-nilai Islam.."


Terkesan terburu-buru, bahkan sampai lupa salam penutup. Grogi? Nggak lah.. Penguasaan audience sudah bukan barang kemaren lagi buat gw (cailah..). Yang bikin gw sedikit keringetan adalah karena harus menyertakan doa dan harapan untuk Nala. Gw percaya banget kalo semua doa pasti dikabulkan, makanya kata-katanya gak boleh sembarangan. Gak boleh berlebihan juga, karena kesannya memaksa. Lebih baik sederhana tapi luas maknanya.

Setelah mendengarkan sedikit ceramah dari Ustad Adam yang menyejukkan siang itu, gw jadi makin sadar bahwa anak sebenarnya bukan sekedar keturunan atau penerus, melainkan juga amanah. Fitrahnya yang terlahir suci menuntut si orang tua untuk membentuk akhlaknya dengan budi pekerti, tanggung jawab, berani membela kebenaran, dan (kalau mungkin) mewujudkan persatuan dan perdamaian. Semua orang tua pasti menginginkan itu semua, tapi sayangnya cuma berharap tidaklah cukup. Membesarkan anak bukan cuma mensuplai susu dan memberi makan. Gw sendiri masih kagok menggendong Nala, masih sering panik kalo dia menangis sampai menjerit, apalagi jika kelak harus mengaturnya dengan kerasnya gada disiplin sambil membuka pintu toleransi.

Bangun tengah malam sampai pagi dan tidur dengan raket nyamuk di tangan sudah menjadi hal biasa sekarang. Capek yang kadang gw keluhkan hampir nggak pernah gw dengar keluar dari mulut Indah. Ibu adalah sosok makhluk yang penuh dengan cinta. Ini buktinya. But, it's quite rewarding.. Melihat Nala tidur dengan nyaman yang kadang ditambah dengan senyum yang entah sedang bertemu siapa dalam mimpinya. Kalau melihat lagi print out USG perkembangannya selama dalam rahim ibunya, dan selama sembilan bulan pula lamanya Nala dalam kandungan, jadi gak heran kenapa ibu dan anak bisa sangat dekat dan gak mungkin terpisahkan.


Ini umur satu bulan kandungan. Gw gak gitu ngerti istilah fase-fase dalam pertumbuhan janin, kapan itu periode zigot, embrio, atau apapun istilahnya, tapi yang jelas terdapat sebuah bentuk kehidupan yang berkembang di dalamnya.


Dua bulan kandungan. Mulai bisa terlihat ukuran janinnya bertambah besar, walaupun gw sempat memproyeksikan janin melalui USG dengan bentuk-bentuk yang gw harapkan. But let's not go too far at this phase..


Ini setelah empat bulan. Dari sedikit tonjolan saja sang dokter bisa langsung memvonis bahwa bayinya akan lahir sebagai laki-laki. So, it's a boy.. Lupakan nama-nama seperti Lila, Siti, Reihanna, atau Sarah..


4D USG in action!! Gw aja yang anak instrumen gak abis pikir kenapa bisa dibilang empat dimensi. Apakah karena perhitungannya menggunakan kalkulus empat dimensional? Apapun itu yang pasti semua menjadi lebih jelas. Figur wajah bisa dilihat, bentuk rahang tegas tergaris.


Dan akhirnya, foto beberapa saat setelah Nala lahir 22 Maret kemarin, pukul 21:50. Hmm.. Gw gak bisa bicara banyak saat itu karena terpukau dan hampir gak percaya bahwa anak yang selama ini kami nantikan ada tepat di hadapan kami. Maha suci Allah..

Nama lengkapnya Aryo Nala Sembodo. Kenapa, bagaimana, dan darimana? Nggak sulit apalagi sampai harus berminggu-minggu menggali babynames.com untuk memilih nama. Karena gak ada konvensi nama keluarga dalam lingkungan Jawa, nama gw dicantumkan di belakang karena memang pantas di situ (secara gw bapaknya kan?), selain Sembodo juga memiliki arti 'bertanggung jawab dan memenuhi janji'. 'Aryo' banyak disebut dalam kisah-kisah kepahlawanan. Sedangkan Nala berarti 'jantung hati', sekaligus nama tokoh favorit gw dalam sebuah epik kerajaan Jawa Timur abad ke-14.

Dari seluruh proses embrio hingga lahir tersebut, masihkah kita bertanya apakah terbentuknya sel-sel membentuk kesempurnaan makhluk hidup terjadi tanpa ada yang mengatur? Apakah rahim ibu yang sangat kompleks tercipta karena sebuah kebetulan?

Dari hal apa Allah menciptakan manusia? Dari setetes mani, Allah menciptakan lalu menentukannya. Kemudian Dia memudahkan jalan baginya. ('Abasa:18-20)

3 comments:

indah said...

iya jadi inget apih lupa kasih salam penutup, gerogi ya pih.... :)
Sampe sekarang aja tth masih gak menyangka kita udah dikasih jatung hati kita :), kayanya baru kemarin tth mengandung selama 9 bln, memang Allah maha segalanya.. tinggal kita aja yang diberikan titipan untuk bisa sama2 merawat, membesarkan dan menjaga supaya Nala jadi anak yang Soleh, baik, dan berguna buat agama dan banyak orang. Amin....

nita gemita said...

ikut berbahagia indah dan tyo..
semoga Nala menjadi anak yg soleh, sll diberi kesehatan, berbakti kepada kedua orang tuanya, dan menjadi anak yg dibanggakan oleh mamih papihnya.

Jalan Keluar said...

Amiin... Terima kasih Ibu Nita..