Thursday, December 4, 2008

Cuti dulu ah..


Alkisah, seorang pedagang kayu menerima lamaran seorang pekerja untuk menebang pohon di hutannya. Karena gaji yang dijanjikan dan kondisi kerja yang bakal diterima sangat baik, sehingga si calon penebang pohon itu pun bertekad untuk bekerja sebaik mungkin.

Saat mulai bekerja, si majikan memberikan sebuah kapak dan menunjukkan area kerja yang harus diselesaikan dengan target waktu yang telah ditentukan kepada si penebang pohon.


Hari pertama bekerja, dia berhasil merobohkan 8 batang pohon. Sore hari, mendengar hasil kerja si penebang, sang majikan terkesan dan memberikan pujian dengan tulus, "Hasil kerjamu sungguh luar biasa! Saya sangat kagum dengan kemampuanmu menebang pohon-pohon itu. Belum pernah ada yang sepertimu sebelum ini. Teruskan bekerja seperti itu".

Sangat termotivasi oleh pujian majikannya, keesokan hari si penebang bekerja lebih keras lagi, tetapi dia hanya berhasil merobohkan 7 batang pohon. Hari ketiga, dia bekerja lebih keras lagi, tetapi hasilnya tetap tidak memuaskan bahkan mengecewakan. Semakin bertambahnya hari, semakin sedikit pohon yang berhasil dirobohkan. "Sepertinya aku telah kehilangan kemampuan dan kekuatanku, bagaimana aku dapat mempertanggungjawabkan hasil kerjaku kepada majikan?" pikir penebang pohon merasa malu dan putus asa. Dengan kepala tertunduk dia menghadap ke sang majikan, meminta maaf atas hasil kerja yang kurang memadai dan mengeluh tidak mengerti apa yang telah terjadi.

Sang majikan menyimak dan bertanya kepadanya, "Kapan terakhir kamu mengasah kapak?"
"Mengasah kapak? Saya tidak punya waktu untuk itu, saya sangat sibuk setiap hari menebang pohon dari pagi hingga sore dengan sekuat tenaga". Kata si penebang.

Cerita di atas adalah penggalan dari "Kisah Penebang Pohon" yang digagas oleh Andrie Wongso. Kegagalan si penebang pohon dalam mempertahankan prestasi kerjanya ternyata disebabkan 'kelalaian'nya melupakan sesuatu yang penting: Istirahat. Manusia dalam segala jenis aktifitasnya pasti akan mengalami kebuntuan pada saat tertentu. Seniman akan merasa seperti kehilangan sentuhan. Programmer akan merasa function yang dibuat tidak cocok dengan algoritma. Dokter akan merasa tidak lagi mampu berbuat banyak sehingga dengan cepat mengatakan "Kami sudah berusaha".


Padahal solusinya ternyata ada di kesadaran kita sendiri. Istirahat bukan berarti berhenti. Bahkan kadang kita harus mundur beberapa langkah untuk bisa melakukan lompatan yang lebih jauh. Bagi gw, istirahat berarti merebahkan badan dan menyandarkan letih. Melemaskan pinggang dan otot-otot pada otak yang berkontraksi tanpa henti. Lemesi boyo dan mencal sarung kalo orang jawa bilang. Melakukan kegiatan yang di luar rutinitas sehari-hari. Pokoknya semua yang bersifat penyegaran dan relaksasi.

Mulai hari ini gw ambil cuti. Lumayan.. Bisa libur sampai tanggal 18. Gw mau istirahat. Mau kumpul-kumpul lagi sama keluarga, saudara, dan teman. Mau bercanda sama keponakan-keponakan. Mau beli DVD yang banyak dan nonton bareng Indah. Mau jalan-jalan ke mall. Mau sholat subuh dengan tenang terus tidur lagi sampe jam sepuluh. Mau baca buku-buku yang belum selesai gw baca. Mau menyelesaikan beberapa lagu gw yang belum gw bikin finishingnya.

Yes.. This will be my quality time. Saatnya gw untuk 'mengasah kapak'. Menajamkan kembali kemampuan yang mungkin gw gak sadar sudah mulai menurun. Time for me to slow down..

4 comments:

indah said...

Kalau mencermati tentang cerita penebang kayu itu, memang ada benernya, contohnya ya.. dalam kondisi seseorang terjebak dalam rutinitas kerja yang membosankan atau melelahkan pikiran dan otak, apalagi sama yang namanya ibukota Jakarta, yang katanya... pusat untuk cari rejeki dan "uang", tapi orang2 suka lupa sama yang namanya batasan dia udah gak mampu lagi untuk bisa lebih berkreatifitas, yang ada cuma melakukan kegiatan yang sifatnya itu2 aja, bahkan sampe mengorbankan kepentingan keluarga... mungkin dengan cara kita meninggalkan rutinitas itu dengan cara berlibur atau ambil yang namanya "jatah cuti tahunan", pikiran, otak, stress,gak akan ada lagi. Yang ada kita coba2 buat melakukan hoby yang udah jarang kita lakukan lagi, nonton dvd, atau berkumpul sama keluarga, akan jadi obat buat kita bisa lebih siap lagi melanjutkan kerjaan dan memulai pekerjaan dalam keadaan siap "tempur", secara.. itung2 buat awal tahun 2009. Dan berkat dorongan suamiku jugalah akhirnya indah bisa ikutan cuti bareng2, dan meninggalkan sementara beban pekerjaan yang cukup buat indah stress...jadi... Ayoo cuti....

dr.Eko said...

wah udah ambil cuti nih...
kapan kita bisa ketemuan bro?
ayolah.. jadwalin satu hari ketemu gw, kontak gw ya.. secepatnya!!

kamis sampe hari minggu gw ada tour sama temen2 ke tangkuban prahu, cilacap, batu raden, jogja..

senin 15 desember bisa ketemuan gak bos??

kabarin yaaa..

Jalan Keluar said...

Bisa..bisa. Gw juga sabtu-minggu ini ada di Bandung, tapi snin udah di jkt lagi. Nanti gw sms nomer gw selama gw cuti deh. Nomer XL gak gw aktifin dulu.

Wibi said...

telecaster baru nih